5 Kendala Menulis Buku yang Harus Dihindari oleh Penulis Pemula

Kendala menulis buku seringkali menghampiri para penulis pemula, sepertiku. Salah satunya khawatir tulisanku biasa saja. Nggak ada jiwanya. Terasa hambar saja gitu. Nggak bakal asyik kalau dibaca.

Tapi, aku ingat pentolan Indscript Creative pernah membagikan mengenai cara mengatasi kendala yang satu itu.

Cara Menjiwai Tulisan


Cara Menjiwai Tulisan
Gimana Cara Menjiwai Tulisan?


Pemilik Indscript Creative membagikan sebuah video tentang cara menjiwai tulisan di akun Instagramnya. Kurang lebih begini:

Kalau kita ingin menjiwai sebuah tulisan, maka kita bisa menuliskan apapun yang sedang kita rasakan. Misal, saat kita sedang bahagia maka tuliskan. Begitu juga saat kita sedang merasa sedih.

Percaya deh! Jiwa kita bakal masuk dalam tulisannya. Dan orang akan ikut merasakan jiwa tersebut.

Bacaan Menarik Lainnya:

Kendala Menulis Buku

Ternyata kendala menulis buku tu nggak hanya karena khawatir tulisan kita nggak berjiwa lho, Gaes. Ada 5 kendala lainnya yang harus kita hindari, sebagai berikut:

1. Bingung Gimana Memulainya

Ada yang bilang bahwa mengawali suatu kegiatan adalah titik terberat. Sehingga rasa malas kerap menghampiri.

Tahu sih kalau rasa malas adalah sifat alami manusia. Tapi, kalau rasa ini terus kita pelihara. Maka nggak akan ada hasil apapun dalam setiap kehidupan kita. Yang ada rugi di kita dong ya.

Oleh karena itu kita harus menyingkirkan rasa malas itu. Masalahnya, kadang meski kita sudah nggak malas menulis. Kita belum tentu bisa menghasilkan sebuah buku. Lho kok bisa?

Bisa sajalah. Karena yang jadi hambatan saat memulai untuk menulis buku bukan hanya rasa malas. Tapi ada rasa takut juga. Misal, takut gagal menerbitkan buku dan lain-lain. Terus gimana baiknya?

Cara paling tepat adalah mulai saja dulu. Jadikan menulis sebagai habit. Sehingga, saat kita nggak menulis akan terasa ada yang kurang dalam keseharian kita.

2. Takut Nggak Bisa Mengatur Waktu

Sebenarnya ini masuk dalam hambatan pertama sih. Kita bingung mau mulai dari mana. Sehingga, bikin kita takut nggak bisa mengatur waktu.

Ceileh. Berasa sibuk banget ya. Padahal, kita bisa kok membiasakan diri untuk mengatur semua jadwal kegiatan kita.

Lagian ya. Biasanya, kita merasa nggak punya waktu buat menulis karena kita sendiri yang nggak terbiasa mengatur waktu.

Coba deh membiasakan diri menjadwal setiap kegiatan. Kita bakal kaget bahwa sebenarnya kita punya banyak waktu luang kok.

3. Menganggap remeh ide

Pernah nggak sih kita merasa punya ide paling brilian, tapi kita nggak mau eksekusi. Alasannya karena ide tersebut terlalu mustahil untuk kita kerjakan.

Please deh! Nggak ada yang mustahil kalau kita mau berusaha. Jangan lagi mengubur mimpi hanya karena merasa idenya mengada-ada. Mulai saja menuliskan ide kita. Biar nggak lupa.

Tuliskan semua ide yang ada. Pilah dan pilih masing-masing ide yang sesuai. Kalau memang ada ide yang nyeleneh ya bisa kita simpan dulu dalam tulisan. Siapa tahu kelak ide ini akan bertemu dengan jodohnya.

4. Merasa Nggak Percaya Diri

Kendala menulis buku yang berasal dari internal diri adalah kadang kita merasa nggak pede. Merasa tulisan kita nggak bagus. Takut salah. Lalu minder untuk mem-publikasikan.

Coba deh ingat cara menjiwai tulisan ala pemilik Indscript Creative. Kita bisa menuliskan apa pun yang sedang kita rasakan. Dengan begitu, pembaca bisa saja larut dalam tulisan kita.

Ingat ya! Orang yang percaya diri adalah orang yang mampu mengendalikan rasa takut dan cemas. Kalau-kalau dia melakukan kesalahan.

Kalau pun gagal, kita selalu bisa berusaha lagi. Karena kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda. Tapi tetap barengi dengan usaha yang lebih baik lagi ya!

5. Terlalu prefeksionis

Wajar sih kalau ingin menulis buku yang bagus. Bisa jadi model atau contoh pembelajaran.

Tapi bukan berarti hal ini membuat kita menunda pengiriman naskah ke penerbit ya. Kalau sudah melalui editing sendiri sudah oke. Coba saja kirim dulu ke penerbit!

Saat penerbit merasa naskah kita sudah layak terbit maka mereka pasti akan membantu untuk menyempurnakannya. Jadi, nggak perlu nunggu naskah sempurna dulu. Karena sejatinya, kita akan merasa selalu ada yang kurang sampai naskah itu terbit.

Kalau kitanya selalu menunda pengiriman naskahnya. Lalu kapan jadi sempurna?

Bacaan Menarik Lainnya:

Indscript Jasa Nulis Buku


Atasi Kendala Menulis Buku dengan Pendampingan
Atasi Kendala Menulis Buku dengan Pendampingan


Biar bisa meminimalisir bertemu kendala menulis buku. Aku punya jalan pintasnya, Gaes. Apa itu?

Kita bisa ikut salah satu kelas Indscript Jasa Nulis Buku. Kita bisa mendapatkan jasa layanan belajar menulis, baik di kelas bersama teman maupun privat.

Apalagi, Indscript Creative juga punya misi mencetak 1 juta penulis gitu. Di mana usaha mewujudkannya dengan membuka kelas. Salah satunya adalah kelas pendampingan penulisan buku solo.

Gimana? Tertarik untuk ikutan? Simak penjelasannya berikut ya.

Kelas Pendampingan Penulisan Buku Solo

Kelas ini langsung berada di bawah bimbingan Teh Indari Mastuti. Tujuannya agar buku solo bisa segera selesai dan langsung terbit.

Ada beberapa keuntungan bagi kita mengikuti kelas ini sebagai berikut:

  1. Mentor akan fokus berkonsentrasi pada buku kita.
  2. Kita punya tenggat waktu yang sudah mentor atur agar nggak meleset.
  3. Mentor kan membantu setiap detail prosesnya, kecuali bagian menulisnya ya.
  4. Kita punya tim pembaca pertama yang bisa memberikan masukan untuk naskah yang kita tulis.
  5. Kita merasa lebih percaya diri saat menulis buku perdana.
  6. Nggak perlu khawatir sama urusan penerbitan dong.
  7. Kita punya tempat untuk sharing pengalaman dan promosi buku solo yang kita tulis dong pasti.

Jadi, gimana Gaes? Mau memanfaatkan Indscript Jasa Nulis Buku? Cek infonya di sini ya https://tribelio.page/pendampinganpenulisanbukusolo.

Semoga bermanfaat.

Sumber:

  • https://tribelio.page/kenaliindscriptcreative
  • https://tribelio.page/pendampinganpenulisanbukusolo
  • https://www.instagram.com/indarimastutirezky/
Bacaan Menarik Lainnya:

Posting Komentar

0 Komentar