Beragam Kisah tentang Lato-lato, Permainan Lawas yang Kembali Viral

Akhir-akhir ini aku semakin sering mendengar suara tek-tek-tek, khas dua bandul lato-lato beradu di sekitar rumahku. Yupz, semua bocah hampir rata punya permainan ini dan asyik memainkannya hampir sepanjang hari.

Sebelum kuceritakan tentang beragam berita tentang lato-lato di sini. Kayaknya, aku akan menceritakan kembali apa yang pernah kudengar dari mamaku beberapa waktu lalu.

Ternyata Lato-lato Bukan Permainan Baru

Mamaku bilang, dulu sewaktu beliau masih anak-anak. Beliau juga main lato-lato. Sayangnya, aku lupa nanya dulu nama permainannya apa.

Tapi, yang jelas beliau mendapatkan permainan itu dari Ramah (pamannya mamaku yang berarti adalah kakekku).

Saking gandrungnya sama permainan itu. Kata mama, dulu pergelangan tangan beliau sampai sakit dan bengkak.

Hal ini membuat mamaku di masa kecilnya menangis. Sampai-sampai bikin kakek dan nenekku khawatir. Mereka berusaha memisahkan mama dari lato-latonya.

Tapi, dasarnya anak-anak. Mamaku nggak mau lato-latonya diambil kembali. Beliau masih ingin memainkannya nanti setelah sembuh.

Cerita ini diperkuat oleh bibiku. Beliau bilang bahwa dulu memang ada cerita seperti yang mamaku paparkan.

Aku jadi berpikir bahwa lato-lato memang bukanlah permainan yang baru. Lato-lato adalah permainan lawas yang kembali viral. Entah siapa yang mulai memainkannya hingga berakhir ramai seperti saat ini.

Beragam Kisah tentang Lato-lato

Seiring dengan banyaknya bocah yang memainkan lato-lato. Tentu ada banyak sekali kisah tentangnya. Salah satunya adalah cerita mamaku. Beberapa yang lain akan kuceritakan sebagai berikut:

1. Kurangi Ketergantungan Anak pada HP

Ini bukan sembarang cerita ya. Aku membacanya di website milik Universitas Gadjah Mada. Sebuah artikel dengan judul “Psikolog UGM Sebut Lato-lato Bisa Kurangi Ketergantungan Anak Main HP” yang ditulis oleh Ika.

Kalau kupikir iya juga sih. Bocah-bocah di sekitar rumahku saja sekarang lebih suka main lato-lato ketimbang menatap layar gawainya.

Psikolog UGM yang bernama Prof. Drs. Koentjoro, M.BSc., PH.D., Psikolog., menanggapi bahwa lato-lato memberikan dampak positif bagi anak. Selain mengalihkan kegiatan anak dari HP juga melatih konsentrasi, ketangkasan fisik, kepercayaan diri, sosialisasi dan lain-lain.

Tapi, orang tua tetap harus berperan untuk mengajarkan anak bermain lato-lato dengan aman.

2. Polusi Suara

Kisah ini sih kualami sendiri. Akhir-akhir ini, aku tuh susah bisa tidur siang. Tanya dong kenapa?

Yupz. Aku terganggu banget sama bising suara tek-tek-tek dari permainan lato-lato bocah. Mana mereka bisa tahan gitu mainnya. Hampir sepanjang hari. Gila. Apa nggak pegel itu pergelangan tangannya ya.

Bahkan adik bungsuku yang awalnya kupikir nggak tertarik sama lato-lato. Akhirnya dia beli juga dong.

3. Ganggu Proses Belajar di Sekolah

Ini cerita adikku sih. Beberapa waktu lalu, saat aku mengantarnya ke sekolah. Dia sempat bilang kalau di sekolahnya ada razia lato-lato.

Mungkin guru-gurunya sudah sebal kali ya. Siswa-siswanya asyik main lato-lato di saat proses belajar-mengajar.

Emang sih, mereka mainnya pas kelas lagi nggak ada guru. Tapi, kan kelas lain sedang belajar. Jelas polusi suara dari permainan mereka sangat mengganggu konsentrasi.

Jadi, wajar kalau kemudian sekolah mengambil kebijakan razia itu. Biar mereka kapok dan nggak berani main lagi saat proses belajar.

4. Ucok Baba Jualan Lato-lato


Beragam Kisah tentang Lato-lato
Ucok Baba jualan lato-lato di pinggir jalan (sumber foto: insertlive.com)


Aku juga menemukan kisah seorang artis yang berjualan lato-lato lho. Tahu Ucok Baba ‘kan?

Iya. Beliau adalah artis yang pernah bermain peran di sinetron Tuyul dan Mbak Yul. Aku salut sih sama beliau. Alih-alih mengeluh tentang sepi tawaran syuting, beliau malah nggak malu berdagang mainan di pinggir jalan. Salah satu mainan yang beliau jual adalah lato-lato.

Beliau malah menayangkan kegiatan berdagangnya, mulai dari persiapan sampai penjualan yang dilakukannya sendiri di Youtube. Pesannya, namanya cari duit itu bisa dengan melakukan apa saja. Yang penting harus kreatif dan nggak banyak mengeluh.

5. Pertandingan Lato-lato

Hayo. Siapa yang di daerah tempat tinggalnya sudah diadakan pertandingan lato-lato? Di daerah tempat tinggalku sudah ada lho.

Para pemuda desa yang mengadakan pertandingan ini. Beberapa minggu lalu. Pesertanya adalah anak-anak desa dan nggak dipungut biaya. Mana ada hadiahnya pula.

Penilaiannya sih sederhana. Semua peserta akan diadu bermain lato-lato. Siapa yang bertahan paling lama dialah yang menjadi pemenangnya.

Itulah beragam kisah tentang lato-lato versiku. Aku sih yakin teman-teman punya cerita lato-lato sendiri. Boleh lho ceritakan di kolom komentar.

Selanjutnya, coba deh baca tentang asal-usul lato-lato! Semenarik apa sih lato-lato ini dulunya? Atau memang sudah dianggap berbahaya sampai kisahnya berlalu begitu saja?

Posting Komentar

0 Komentar